Kebanyakan perempuan mengalami kesulitan untuk mencapai orgasme, bahkan
beberapa diantaranya justru tak bisa orgasme sama sekali. Kini studi
otak terbaru dapat mengungkap rahasia di balik orgasme perempuan.
Dengan
menggunakan scanner untuk mengamati bagian otak perempuan yang menjadi
aktif saat terangsang, peneliti menemukan ada dua jalur pada otak
perempuan untuk mencapai orgasme.
Salah satunya aktif saat
perempuan melakukan seks sendiri dan berfantasi dengan bantuan
imajinasi. Sedangkan jalur lainnya aktif saat perempuan terlibat dalam
hubungan fisik yang dirangsang oleh pasangannya.
Temuan ini terungkap dalam New Scientist yang merupakan hasil dua studi penelitian.
Studi
pertama pada perempuan tunggal (tanpa pasangan) dipimpin oleh Dr Barry
Komisaruk dari Rutgers University di New Jersey, dengan menggunakan
analisis scan MRI untuk mempelajari peran imajinasi dan respon
fisiologis pada perempuan dalam mencapai orgasme.
Dr Komisaruk
menemukan aktivitas yang tinggi lebih pada 30 bagian otak, termasuk
korteks prefrontal, yaitu daerah yang mengontrol fungsi-fungsi seperti
pengambilan keputusan, pengendalian dan imajinasi.
Sebaliknya,
ketika Janniko Georgiadis dan koleganya dari University of Groningen di
Belanda melakukan eksperimen serupa untuk mengamati perempuan yang
dirangsang oleh pasangan, mereka menemukan bahwa daerah otak yang sama
(saat orgasme dengan imajinasi) tidak aktif selama orgasme dengan
pasangan.
Hal ini menunjukkan bahwa orgasme yang terjadi dengan
rangsangan pasangan tercapai karena adanya perubahan kesadaran.
Ketidakmampuan untuk melakukan hal ini dapat membuat perempuan tak bisa
mencapai klimaks atau orgasme.
"Saya tidak berpikir bahwa orgasme
mematikan kesadaran tetapi merubahnya. Ketika Anda bertanya kepada
orang bagaimana mereka memandang orgasme, mereka akan menggambarkan
perasaan kehilangan kontrol," jelas Georgiadis, seperti dilansir Newscientist, Jumat (20/5/2011).
Kedua
hasil studi tersebut menunjukkan bahwa otak perempuan memiliki jalur
alternatif untuk mencapai kenikmatan seksual, apakah dengan imajinasi
sendiri atau dengan pasangan.
Para ilmuwan yakin bahwa studi
lebih lanjut tentang orgasme dan pada peran korteks prefrontal, bisa
membantu perempuan yang mengalami kesulitan dalam mencapai orgasme.
Dan
Dr Komisaruk berharap penelitian lebih lanjut akan menawarkan pemahaman
yang berharga tentang bagaimana orang bisa menggunakan pikiran untuk
mengontrol sensasi fisik lainnya, seperti nyeri.
Upaya-upaya
telah dilakukan untuk melakukan penelitian serupa pada pria, tetapi
terhambat oleh masalah teknis. Orgasme pada pria jauh lebih singkat dan
beberapa perempuan mungkin akan terkejut menemukan bahwa pria hanya
sedikit menggunakan otaknya selama hubungan seks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar